Selamat pagi, Ayah dan Bunda.
Pagi ini, mari kita berbincang tentang sebuah istilah yang belakangan banyak dibicarakan: Strawberry Parents.
Mengapa Disebut Strawberry Parents?
Karena orang tua tipe ini sering kali:
-
Mudah panik ketika anak menghadapi masalah kecil.
-
Selalu ingin melindungi anak dari rasa sakit, jatuh, atau gagal.
-
Cepat merasa bersalah saat ada kritik tentang cara mereka mengasuh.
-
Tak tega melepas anak mencoba, padahal belajar dari pengalaman adalah bagian penting dari tumbuh kembang.
Dampaknya pada Anak
Niat orang tua tentu baik: ingin melindungi anak. Namun, terlalu protektif justru bisa membuat anak tumbuh dengan beberapa kelemahan, seperti:
-
Tidak terbiasa menghadapi kegagalan.
-
Mudah menyerah ketika berhadapan dengan tantangan.
-
Kurang percaya diri karena selalu dibantu orang tua.
Padahal, masa balita adalah masa emas untuk membangun kemandirian, rasa ingin tahu, dan ketangguhan.
Bagaimana Agar Tidak Jadi Strawberry Parents?
Orang tua perlu belajar mengelola emosi dan memberi ruang untuk anak berproses. Caranya sederhana:
-
Biarkan anak mencoba, meski hasilnya berantakan.
-
Terima kegagalan kecil sebagai bagian dari pembelajaran.
-
Tahan diri untuk tidak buru-buru menolong, cukup dampingi dan beri dukungan.
-
Latih kemandirian sejak dini, sesuai dengan usianya.
Penutup
Biarkan mereka jatuh, bangkit, mencoba, dan belajar. Karena dari situlah lahir anak-anak yang tangguh, mandiri, dan siap menyongsong masa depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
