Mengenal Strawberry Parents

Fenomena “Strawberry Parents”: Tampak Kuat, Namun Rapuh di Dalam
Harap tunggu0 detik...
Gulir ke bawah dan klik Buka Tautan untuk tujuan
Selamat! Tautan Dihasilkan


Selamat pagi, Ayah dan Bunda.

Pagi ini, mari kita berbincang tentang sebuah istilah yang belakangan banyak dibicarakan: Strawberry Parents.

Apa itu Strawberry Parents?
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan orang tua yang tampak kuat dari luar, namun sebenarnya rapuh secara emosional. Mereka cenderung terlalu melindungi anak-anaknya, terutama di usia balita. Seperti buah stroberi yang cantik dipandang, segar warnanya, tetapi mudah hancur saat ditekan sedikit saja.

Mengapa Disebut Strawberry Parents?

Karena orang tua tipe ini sering kali:

  • Mudah panik ketika anak menghadapi masalah kecil.

  • Selalu ingin melindungi anak dari rasa sakit, jatuh, atau gagal.

  • Cepat merasa bersalah saat ada kritik tentang cara mereka mengasuh.

  • Tak tega melepas anak mencoba, padahal belajar dari pengalaman adalah bagian penting dari tumbuh kembang.

Dampaknya pada Anak

Niat orang tua tentu baik: ingin melindungi anak. Namun, terlalu protektif justru bisa membuat anak tumbuh dengan beberapa kelemahan, seperti:

  • Tidak terbiasa menghadapi kegagalan.

  • Mudah menyerah ketika berhadapan dengan tantangan.

  • Kurang percaya diri karena selalu dibantu orang tua.

Padahal, masa balita adalah masa emas untuk membangun kemandirian, rasa ingin tahu, dan ketangguhan.

Bagaimana Agar Tidak Jadi Strawberry Parents?

Orang tua perlu belajar mengelola emosi dan memberi ruang untuk anak berproses. Caranya sederhana:

  1. Biarkan anak mencoba, meski hasilnya berantakan.

  2. Terima kegagalan kecil sebagai bagian dari pembelajaran.

  3. Tahan diri untuk tidak buru-buru menolong, cukup dampingi dan beri dukungan.

  4. Latih kemandirian sejak dini, sesuai dengan usianya.

Penutup

Ayah, Bunda…
Menjadi orang tua bukan hanya tentang menjaga anak agar tetap aman, tapi juga membekali mereka dengan keberanian menghadapi dunia.
Kasih sayang itu penting, tapi jangan sampai berubah menjadi tembok tinggi yang membuat anak rapuh menghadapi kehidupan.

Biarkan mereka jatuh, bangkit, mencoba, dan belajar. Karena dari situlah lahir anak-anak yang tangguh, mandiri, dan siap menyongsong masa depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Posting Komentar

Subscribe

Kanal Media Sosial
Ikuti Kegiatan di Kanal Youtube Spasi Pagi
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kami telah mendeteksi bahwa Anda menggunakan plugin pemblokiran iklan di browser Anda.
Pendapatan yang kami peroleh dari iklan digunakan untuk mengelola situs web ini, kami meminta Anda untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih di plugin pemblokiran iklan Anda.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.