Kadang, kebencian lahir bukan karena perbuatan kita, melainkan karena cahaya yang kita bawa. Ada kalanya seseorang tidak menyukai kita hanya karena keberadaan kita membuat mereka merasa tidak nyaman. Terlalu sering, orang membenci bukan karena apa yang kita lakukan, tetapi karena apa yang kita representasikan: semangat, kebaikan, ketulusan, atau bahkan keberhasilan. Bagi hati yang masih diliputi kegelapan, cahaya bisa terasa menyilaukan.
Seorang yang berjalan dengan niat baik, bekerja keras, atau sekadar mencoba hidup lurus, seringkali justru dianggap ancaman. Bukan karena ia menyakiti, melainkan karena orang lain merasa terguncang melihat ketulusan yang ia miliki. Kebencian semacam ini muncul dari ketidakmampuan menerima kenyataan bahwa ada orang yang mampu membawa terang di tengah kegelapan.
Namun, di sinilah ujian sesungguhnya. Apakah kita akan berhenti menyinari hanya karena ada hati yang tak mampu menanggung cahaya itu? Cahaya yang dititipkan Allah pada diri seseorang bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah dipadamkan. Cahaya itu justru hadir untuk menjadi petunjuk, menjadi pelita bagi jiwa-jiwa yang sedang mencari jalan. Jika kita menyerah hanya karena cibiran atau kebencian, maka sejatinya kita sedang mengkhianati anugerah yang sudah Allah titipkan.
Kebencian orang lain jangan sampai membuat hati goyah. Ingatlah, yang lebih penting bukan bagaimana manusia menilai, tetapi bagaimana Allah memandang niat kita. Setiap langkah yang dijalani dengan ikhlas akan selalu bernilai kebaikan di sisi-Nya. Bahkan, kebencian orang bisa menjadi ladang pahala, sebab setiap cercaan yang diterima dengan sabar akan berbalik menjadi doa yang meninggikan derajat.
Ketika kita memilih tetap berjalan dengan cahaya, meski ada yang memalingkan diri, kita sedang melatih keteguhan hati. Kita sedang belajar untuk menapaki jalan kebenaran dengan penuh keyakinan, tanpa harus sibuk membuktikan apapun kepada manusia. Pada akhirnya, kebenaran dan ketulusan akan menemukan jalannya sendiri. Tidak ada cahaya yang benar-benar bisa disembunyikan.
Tenangkanlah jiwa, percayalah bahwa setiap langkah yang dituntun oleh Allah adalah jalan menuju kebaikan yang sejati. Biarlah mereka yang membenci tetap dengan pilihannya, sementara kita terus berusaha menjadi pribadi yang membawa terang. Karena pada akhirnya, cahaya selalu menang atas kegelapan, dan ketulusan akan selalu bertahan lebih lama daripada kebencian.
Hidup bukan tentang bagaimana semua orang menyukai kita, melainkan tentang bagaimana kita tetap teguh dalam kebaikan meski tidak semua orang mampu menerimanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
